Senin, 02 April 2012

Indahnya tarbiyah

 Islam sudah memiliki sistem yang lengkap dan sempurna di segala aspek kehidupan, namun sering pula sistem yang ada itu tidak dikelola dengan benar oleh sumber daya manusia yang ada, bahkan lebih parah lagi sistem yang sudah benar kemudian diubah menjadi ladang maksiat oleh manusia. Maka hal yang perlu diperbaiki selanjutnya adalah manusianya. Untuk memperbaiki manusia menjadi manusia yang lebih baik ini maka perlu dilakukan sebuah cara yang efektif mencontoh Rasulullah saw dan para sahabat ra. Cara itu tak lain dan tak bukan adalah tarbiyah islamiyah.
Tarbiyah adalah cara yang paling ideal untuk berinteraksi dengan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk terjadinya proses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik. Saya ingin menggambarkan tarbiyah ini ibarat sel kehidupan. Tubuh manusia terdiri dari sel-sel kecil yang kemudian menjadi jaringan dan akhirnya terbentuk tubuh yang utuh. Begitu pula tarbiyah adanya. Ia merupakan sebuah proses mendidik dan membina manusia dengan sistem sel, artinya melalui kelompok-kelompok kecil kemudian mampu menghasilkan sosok-sosok tangguh yang selanjutnya dari sel kecil ini akan membentuk keluarga kemudian masyarakat dan akhirnya menjadi satu tubuh yang kuat yang tergabung di dalam peradaban islam.

Mengapa kita tarbiyah...!!!!!





Tarbiyah untuk kita semua....



Wahai saudaraku ...
Ketahuilah kader-kader mukmin yang digembleng Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam dahulu terdiri dari pemuda yang tangguh. Dari tangan-tangan merekalah terbitnya fajar Islam. Dalam mengemban risalah da'wah, mereka dengan tabah menanggung siksaan. Mereka rela berkorban demi lancarnya perjuangan. Siang dan malam berupaya keras mewujudkan kemenangan gemilang serta eksistensi Islam. Sehingga dalam waktu yang relatif singkat, sebuah negara Islam yang berdaulah dengan sistem pemerintahan otonomi yang sudah terbentuk. Di samping itu, mereka juga berhasil menaklukkan imperium super power, yaitu negara Persia dan Romawi. Mereka juga berhasil melakukan ekspansi ke berbagai negara, antara lain Sind (di barat daya India), Armenia dan Rusia. Penaklukan ini berhasil dirampungkan hanya dalam waktu 35 tahun!
Pada masa dinasti Umayyah, mereka berlayar mengarungi samudera sehingga membuat batas geografis. Kerajaan mereka merambah luas hingga mencapai negeri Sind, Turkistan bahkan sampai ke timur pada batas teritorial Cina dan ke barat negeri Spanyol di Eropa. Harun Ar Rasyid, salah seorang khalifah Abbasiyah telah sanggup memperlihatkan kepada dunia akan luasnya kekuasaan Islam.
Uqbah bin Nafi yang berdiri di pantai Samudera Atlantik di ujung barat, berdoa kepada Allah, "Demi Robb Muhammad, sekiranya bukan karena bentangan samudera ini yang menjadi penghalang, niscaya aku akan taklukkan seluruh jagad raya ini demi meninggikan kalimat-Mu, wahai Robbku, saksikanlah!"
Sementara di ufuk timur, Qutaibah Al Baahily terus menerobos sarnpai-sampai pada suatu ketika, secrang sahabatnya menasehatinya dengan rasa iba. "Wahai Qutaibah, kapan engkau mengakhiri petualanganmu ini, padahal negeri Turki telah engkau masuki dan berbagai kendala siap menghadangmu." Namun dengan jiwa dan semangat iman yang meluap-luap, Qutaibah menjawab. "Aku tetap optimis terhadap pertolongan Allah. Aku akan terus maju, sebab segala peralatan tidak akan berguna bila waktu sudah berlalu."

Arti Tarbiyah




Secara bahasa Tarbiyah itu maknannya adalah pendidikan atau pembinaan dan liqo` artinya pertemuan. Selain dua istilah itu ada lagi istilah lainnya ang terkait kuat yaitu halaqah. Secara istilah halaqah berarti pengajian imana orang-orang yang ikut dalam pengajian itu duduk melingkar. Dalam ahasa lain bisa juga disebut majelis taklim, atau forum yang bersifat ilmiyah.
Istilah halaqah ini sangat umum di timur tengah dan biasa dilakukan di banyak masjid. Materinya bisa berkaitan dengan kitab tertentu seperti qidah, fikih, hadits, sirah dan seterusnya. Contoh yang paling mudah bisa kita dapati di dua masjid Al-Haram, Mekkah dan Madinah. Setiap hari selalu dipenuhi dengan halaqah yang diisi oleh para masyaikh / ustaz yang merupakan akar di bidangnya.
Sedangkan isitlah liqo` lebih umum dari halaqah, karena isinya bisa saja bukan merupakan kajian ilmiyah, tetapi bisa diisi dengan rapat, pertemuan, musyawarah dan seterusnya.
Istilah halaqah dan liqo di Indonesia umumnya sering dikaitkan dengan pengajian dalam format kelompok kecil antar 5 s/d 10 orang, dimana ada satu orang yang bertindak sebagai nara sumber yang sering diistilahkan dengan murabbi / pembina. Secara umum, format halaqah dengan jumlah terbatas ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah bahwa anggota dari halaqah itu biasanya adalah orang-orang yang sudah terpilih melalui semacam seleksi. Sehingga lebih mudah untuk penanganannya ketimbang bila jumlahnya terlalu banyak. Sehingga kontroling dari murabbi bisa lebih sempurna.
Kekurangannya adalah apabila kemampuan sang murabbi ini terbatas baik dari sisi waktu, ilmu dan kemampuan dalam membina, sehingga menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Dari sisi ilmu dan wawasan, halaqah kecil ini akan sangat tergantung dari wawasan sang murabbi. Bila kemampuannya baik, maka umumnya anggotanya pun punya wawasan yang baik. Sehingga meski pada beberapa sisi ada kelebihannya, tapi halaqah kecil ini perlu juga dilengkapi dengan penambahan ilmu-ilmu ke-islaman secara lebih lanjut dan lebih luas, bila ingin mencetak orang-orang yang ahli dalam bidang syariah Islam. Sekedar ikut halaqah yang jam pertemuannya hanya 2-3 jam sepekan tentu sangat kurang bila tujuannya adalah mendalami ilmu-ilmu keislaman. Apalagi bila sang murabbi terbatas ilmu dan kemampuan bahasa arabnya.
Tapi umumnya, halaqah yang banyak diselenggarakan itu memang tidak bertujuan
mencetak ahli syariah, tetapi lebih kepada membentuk wawasan dan kepribadian yang Islami. Untuk bisa menelurkan ahli syariah, yang dibutuhkan adalah kuliah di fakultas syariah. Dan untuk melahirkan aktifis yang memiliki wawaan fikrah Islam serta memiliki kepribadian yang islami, sarana halaqah umumnya lumayan bermanfaat. Namun semua itu tidak lain hanyalah wasilah (sarana) yang bisa dimanfaatkan dalam rangka dakwah kepada Allah dan melahirkan generasi yang islami.